Persepsi adalah proses dari seseorang
dalam memahai lingkunganny yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran
sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologis. Individu menggunakan
individu menggunakan panca indera untuk mengenal lingkungan: pandangan,
sentuhan, pendengaran pengecapan, dan pembauan. Mengorganisasikan informasi
dari lingkungan berarti dinamakan persepsi. Persepsi membantu individu dalam
memilih, mengatur, , menyimpan, dan menginterpretasikan rangsangan menjadi
gambaran dunia yang utuh dan berarti.
Oleh karena persepsi berperan dalam cara
memperoleh pengetahuan khusus tentang objek atau kejadian pada saat tertentu,
maka persepsi terjadi ketika rangsangan mengaktifkan indera. Karena persepsi
melibatkan kognisi (pengetahuan) ini termasuk interpretasi objek,
simbol-simbol, dan orang-orang dengan pengalaman yang relevan. Dengan kata lain,
persepsi berperan dalam penerimaan rangsangan, mengaturnya, dan menerjemahkan
atau menginterpretasikan rangsangan yang sudah teratur itu, untuk mempengaruhi
perilaku dan membentuk sikap.
Setiap orang memilih berbagai petunjuk
yang mempengaruhi persepsinya terhadap orang, obyek, dan simbol. Karena faktor
ini dan ketidakseimbangan mereka, orang seringkali salah persepsi terhadap
orang, kelompok, atau obyek lain. Pada pertimbangan tertentu, orang
menginterpretasikan perilaku orang lain dalam konteks dirinya sendiri (Gibson,
dkk, 1996:133).
Persepsi merupakan proses pemberian arti
oleh seseorang terhadap lingkungan. Persepsi meliputi penafsiran terhadap suatu
objek dari sudut pandang atau pengalaman orang yang bersangkutan. Persepsi juga
merupakan suatu sikap, perasaan orang atau orang-orang (kelompok) terhadap
orang, orang-orang (kelompok) atau golongan manusia tertentu, golongan ras atau
kebudayaan, yang berlainan denga golongan orang yang dipersepsi itu. Pada
mulanya persepsi hanya merupakan sikap dan perasaan negatif, tetapi selanjutnya
dapat berubah menjadi berbagai tindakan negatif atau diskriminatif terhadap
seseorang atau kelompok yang termasuk golongan atau kelompok yang dipersepsi.
Tindakan-tindakan itu tidak didasarkan pada alasan-alasan yang objektif atas
pribadi orang (kelompok) yang dikenai tindakan tadi.
Tindakan negatif atau diskriminatif
terhadap seseorang (kelompok) tanpa berdasarkan suatu alas an yang obkektif,
dan membenarkan akan tindakan-tindakan tersebut, menunjukkan adanya persepsi
pada orang, orang-orang (kelompok) yang melakukan tindakan demikian (Wursanto,
2003:289).
Menurut Wursanto (2003:290) tindakan
negatif atau diskriminatif yang didasarkan atas persepsi tidak hanya merugikan
orang lain yang dipersepsi, tetapi juga merugikan organisasi karena potensi
perkembangan individu dan potensi perkembangan organisasi dapat terhambat.
Kerugian itu meliputi:
- Organisasi secara keseluruhan dapat dirugikan, karena potensi yang ada tidak dapat dikembangkan demi kemajuan organisasi.
- Tindakan negatif dan tindakan diskriminatif terhadap orang, kelompok, golongan, memang dapat menguntungkan golongan lain, tetapi dapat merugikan organisasi secara keseluruhan.
- Tindakan negatif atau diskriminatif dapat menimbulkan konflik berkepanjangan, dan sulit untuk meredakannya serta memerlukan waktu lama.
- Tindakan negative atau diskriminatif dapat menimbulkan berbagai macam hambatan dalam pergaulan, sehinnga memunculkan perpecahan antar individu, antar kelompok, atau antar golongan.
- Tindakn negative atau diskriminatif dapat digunakan sebagai kompensasi yang bersifat negative dari frustasi yang dialami seseorang, yang tampak dalam tindakan-tindakan agresif terhadap golongan tertentu yang menjadi sasarannya. Tindakan yang merupakan pelepasan dari frustasi yang dialami oleh seseorang sering disebut dengan istilah outlet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar